"Saya mahasiswi semester 4 di sebuah Univesitas di Semarang. Sudah
hampir 2 tahun saya kuliah, cuman saya kadang merasa nggak tambah
pinter, kalau tambah sibuk sih iya karena tugas dari dosen yang kayak
tsunami :) Pingin dengar pendapat mas Romi yang kabarnya waktu kuliah
IPKnya 4.0 terus. Sebenarnya di kampus itu apa yang kita dapat sih mas?"
(Novi - Tembalang, Semarang).
Ini termasuk juga pertanyaan yang banyak masuk ke kotak email saya.
Sudah keterima di universitas dan mulai belajar, tapi kadang masih nggak
ngeh hakekat belajar :) Lha katanya disuruh menimba air eh ilmu, nah
ilmunya ini sebenarnya apa sih?
Dik Novi, kita belajar itu, baik di sekolah, di kampus, di universitas
dan di lembaga pelatihan untuk meningkatkan KSTAE atau kata orang betawi
(a)PeKTeSiPeng, waduh apaan tuh? :) KSTAE itu Knowledge, Skill,
Technique, Attitude, Experience alias (a)PeKTeSiPeng (Pengetahuan,
Keterampilan, Teknik, Sikap dan Pengalaman). Ini kalau kita ambil contoh
orang belajar naik motor dan belajar di kampus, mungkin penjelasannya
seperti di bawah:
Knowledge (Pengetahuan) : Kita jadi tahu bahwa di motor ada
lampu, stang kemudi, rem, gas, spion, bel. Kita juga tahu cara bagian
motor itu bekerja termasuk gimana njalaninya. Kalau kita belajar
pemrograman, ya kita ngerti lah apa itu fungsi, apa itu variable, juga
apa itu object, apa itu method, apa itu attribute. Kita juga diajarin
banyak lagi pengetahuan, sistem basis data, rekayasa perangkat lunak,
pemrograman berorientasi objek, software project management, dsb.
Pokoknya yang selama ini bikin pusing itulah knowledge. Lho kenapa bikin
pusing? Soalnya kampus kadang nggak imbang ngasih knowledge dan
keterampilan, alias besar teori daripada praktek :)
Skill (Keterampilan) : Kita ngerti cara ngidupin motor. Supaya
motor maju harus masukan gigi ke satu dan tekan gas. Kecepatan mulai
tinggi masukin ke gigi dua, kalau ada halangan di depan injek rem. Kalau
mau belok tekan lampu sen. Di kampus, tugas mandiri, misalnya disuruh
buat kalkulator atau program deteksi bilangan prima di mata kuliah OOP
itu semua untuk ngelatih keterampilan. Semakin banyak tugas, harusnya
makin terampil, cuman kalau nyontek, ya makin bego aja mahasiswa :)
Usahakan untuk mengerjakan sendiri tugas, karena tujuannya untuk melatih
keterampilan kita, sayang masa depan kita kalau kita sering nyontek
dalam tugas mandiri. Nah, IPK itu hanya untuk mengukur mahasiswa di
level knowledge dan skill. Jadi peran IPK sebenarnya hanya sampai di
sini ;)
Technique (Teknik) : Ternyata keterampilan nggak cukup, karena
kita perlu menguasai teknik misalnya supaya motor kecepatan tinggi nggak
ngepot. Kita ngeremnya harus dari jauh dan pakai rem tangan plus rem
kaki bareng. Mau belok juga harus ambil ancang-ancang, kecepatan
diturunkan, baru belok. Nah kalau di kampus, karena mata kuliah banyak
dan di setiap mata kuliah ada tugas coding, keterampilan bahasa Java
kita jadi meningkat. Kita bisa bahasa Java kromo inggil, ngoko, eh bukan
maksud saya kita jadi punya banyak teknik supaya program kita lebih
rapi, program kita lebih cepat jadi, punyak teknik untuk bisa reuse
code, coding jalan terus walaupun pakai notepad atau emacs, dsb.
Attitude (Sikap) : Wah ternyata pengetahuan, keterampilan, teknik
saja nggak cukup membuat kita bisa survive di dunia. Kita perlu sikap
yang baik dalam mengendarai motor. Lampu lalu lintas itu kalau merah
berhenti, jangan nyelonong saja. Kalau nyalip orang juga jangan dari
kiri. Hormati pengendara lain, dahulukan perempuan atau yang membawa
anak-anak. Jangan asal ngebut di kampung orang, kalau nggak mau benjol
tuh kepala. Sikap ini kalau di kampus, ya kalau jadi programmer jangan
terus buat virus, atau ngerusak sistem orang, atau malah maling code
orang :) Nah ini semua adalah sikap. Kampus yang hanya mengajari orang
untuk punya pengetahuan, teknik dan keterampilan tanpa memperhatikan
attitude (sikap) artinya mendidik orang pinter tapi sesat di jalan.
Experience (Pengalaman) : Pengalaman ini seperti jam terbang.
Hanya bisa kita dapatkan kalau kita pernah mengalami kejadian dan
pengalaman. Contohnya, karena sering bolak-balik ke Puncak untuk jualan
pisang ;) , kita jadi ngerti banget mainin gigi supaya mesin nggak
rontok meskipun naik gunung terjal nan macet. Terus juga karena rumah
sering kebanjiran, kita ngerti banget lah kira-kira banjir berapa senti
yang bikin motor kita nggak bisa jalan. Gimana kalau jatuh, sebaiknya
posisi tubuh seperti apa yang membuat luka tidak parah. Semua kita
dapatkan dari pengalaman. Pengalaman itu mahal, ya pasti karena kadang
ada harga yang harus dibayar. Terus kalau di Kampus, pengalaman kan
nggak ada? Hmm pengalaman itu tetap ada, kita KKN, magang, kerja paruh
waktu, ngerjain TA itu adalah supaya punya pengalaman. Banyak buat
project (software) yang bisa dijual, mulai belajar jualan, latih jiwa
enterpreneurship adalah keharusan untuk bekal hidup di dunia IT nan
ganas dan kejam.
Untuk adik-adikku mahasiswa dan mahasiswi di manapun berada, jangan
cepat menyerah, nikmati pahit dan manis kehidupan kampus, jalani penuh
dengan rasa tanggung jawab. Orang tua kita dan juga negeri ini menanti
karya kita semua.
0 komentar:
Posting Komentar